Hingga Rabu (3/6) kemarin, operasi gratis bibir sumbing dan celah-celah langit gagasan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Berau dan PT Berau Coal sebagai sponsor utamanya, sudah dilakukan pada 20 pasien.
Operasi yang berjalan selama 2 hari, mulai dari Selasa (2/6) lalu, memang tidak bisa dilakukan sekaligus. Lantaran jumlah dokter dan ruang operasinya juga terbatas.“Bertahap, untuk sekali masuk ruang operasi kita eksekusi 3 pasien. Masing-masing pasien ditangani 2 dokter bedah, jadi kalau 3 pasien butuh 6 dokter bedah,” terang drg Rustam Ambo Asse, Ketua PDGI Berau.
Untuk seluruh pasien, operasi memakan waktu 3 hari, hingga hari ini (4/6). “Selain dokter bedahnya yang terbatas, waktunya juga tidak mencukupi jika operasi dilakukan keseluruhan,” lanjutnya.
Operasi yang dilakukan mulai pukul 09.00 Wita hingga 18.00 Wita ini, diakui tim dokter bedah juga tidak bisa dilakukan sembarangan. Banyak persyaratan yang mesti dipertimbangkan sebelum memulai operasi.
“Khususnya pasien, karena mayoritas anak-anak maka kondisi kesehatannya harus benar-benar dalam keadaan fit. Pasien tidak boleh batuk atau flu, karena itu akan mengganggu proses sebab daerah yang akan dioperasi kan sekitar hidung dan mulut, mau tidak mau harus menunggu sampai kondisi pasien pulih,” jelas drg M Ruslin, Ketua Tim Dokter Bedah, ditemui dalam sela-sela operasi kemarin.
Selain itu, ada persyaratan lain yang juga menjadi penentu keberhasilan operasi ini. “Usia anak yang akan dioperasi bibir sumbing minimal 3 bulan, sedangkan untuk celah langit-langit minimal usia 1,5 tahun, untuk menghindari produksi suara sengau setelah menjalani operasi,” bebernya.
1 pasien membutuhkan waktu 1,5 jam hingga 2 jam sampai operasi selesai. Terlebih banyak persiapan dan prosesnya yang cukup rumit, membuat tim dokter bedah lebih ekstra teliti.
“Karena jaringan yang diambil untuk diletakkan di area bibir adalah jaringan sekitar bibir itu sendiri, maka prosesnya harus hati-hati agar tidak merusak jaringan yang sudah ada sebelumnya,” imbuh dokter bedah dan maksilofasial ini.
Marta, ibunda Muhammad Safar, pasien operasi bibir sumbing asal Merancang Ilir ini, mengungkapkan kegembiraan mengetahui anak keduanya dapat menjalani operasi gratis untuk kedua kalinya.
“Tahun kemarin sudah operasi, usia Safar saat itu masih 6 bulan, tapi hasil operasinya memuaskan, yang sebelumnya putra saya susah makan dan minum, sekarang sudah bisa menelan dengan baik. Untuk operasi kedua perbaikan area bibir atas dan hidung ini, mudahan bisa bagus juga hasilnya,” katanya.
Senada, Kanang, ibunda dari Muhammad Alfan dan Muhammad Alfin, mengungkapkan rasa bahagianya. “Ini kali kedua putra kembar saya dioperasi, mudahan hasilnya sama dengan operasi sebelumnya, apalagi operasi kali ini memperbaiki secara keseluruhan (bibir, gusi, dan celah langit-langit, red),” ungkap warga Batu Putih ini.
Operasi yang dilakukan mulai pukul 09.00 Wita hingga 18.00 Wita ini, diakui tim dokter bedah juga tidak bisa dilakukan sembarangan. Banyak persyaratan yang mesti dipertimbangkan sebelum memulai operasi.
“Khususnya pasien, karena mayoritas anak-anak maka kondisi kesehatannya harus benar-benar dalam keadaan fit. Pasien tidak boleh batuk atau flu, karena itu akan mengganggu proses sebab daerah yang akan dioperasi kan sekitar hidung dan mulut, mau tidak mau harus menunggu sampai kondisi pasien pulih,” jelas drg M Ruslin, Ketua Tim Dokter Bedah, ditemui dalam sela-sela operasi kemarin.
Selain itu, ada persyaratan lain yang juga menjadi penentu keberhasilan operasi ini. “Usia anak yang akan dioperasi bibir sumbing minimal 3 bulan, sedangkan untuk celah langit-langit minimal usia 1,5 tahun, untuk menghindari produksi suara sengau setelah menjalani operasi,” bebernya.
1 pasien membutuhkan waktu 1,5 jam hingga 2 jam sampai operasi selesai. Terlebih banyak persiapan dan prosesnya yang cukup rumit, membuat tim dokter bedah lebih ekstra teliti.
“Karena jaringan yang diambil untuk diletakkan di area bibir adalah jaringan sekitar bibir itu sendiri, maka prosesnya harus hati-hati agar tidak merusak jaringan yang sudah ada sebelumnya,” imbuh dokter bedah dan maksilofasial ini.
Marta, ibunda Muhammad Safar, pasien operasi bibir sumbing asal Merancang Ilir ini, mengungkapkan kegembiraan mengetahui anak keduanya dapat menjalani operasi gratis untuk kedua kalinya.
“Tahun kemarin sudah operasi, usia Safar saat itu masih 6 bulan, tapi hasil operasinya memuaskan, yang sebelumnya putra saya susah makan dan minum, sekarang sudah bisa menelan dengan baik. Untuk operasi kedua perbaikan area bibir atas dan hidung ini, mudahan bisa bagus juga hasilnya,” katanya.
Senada, Kanang, ibunda dari Muhammad Alfan dan Muhammad Alfin, mengungkapkan rasa bahagianya. “Ini kali kedua putra kembar saya dioperasi, mudahan hasilnya sama dengan operasi sebelumnya, apalagi operasi kali ini memperbaiki secara keseluruhan (bibir, gusi, dan celah langit-langit, red),” ungkap warga Batu Putih ini.