APRESIASI KINERJA: Perwakilan PT Berau Coal berfoto bersama usai menerima penghargaan program pangan untuk penghijauan, yang diserahkan langsung oleh Gubernur Kaltim, Isran Noor, di HUT ke-66 Provinsi Kaltim, beberapa waktu lalu.
Hanya dua perusahaan di Berau yang memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR) penghijauan, satu di antaranya ialah PT Berau Coal dan telah diganjar penghargaan oleh Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor, yang diserahkan di hari ulang tahun (HUT) ke-66 Provinsi Kaltim, beberapa waktu lalu.
Penghargaan yang diterima Berau Coal tak lain sebagai bentuk apresiasi Pemprov Kaltim, yang juga tengah mendorong perusahaan yang beroperasi di daerahnya, untuk dapat mengalokasikan dana CSR untuk program Pangan untuk Penghijauan (PUP).
Selain Pemprov Kaltim, Berau Coal juga mendapat apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Pangan Berau. Menurut Kepala Dinas Pangan Berau, Rakhmadi Pasarakan, atas keberhasilan Berau Coal dalam merealisasikan program pangan untuk penghijauan di Kabupaten Berau, tentu tak lain juga karena komitmen perusahaan batu bara terbesar di Berau yang selama ini sudah turut berpartisipasi aktif.
“Berau Coal menjadi salah satu perusahaan yang memiliki program penghijauan ini, tentu kami pemerintah maupun instansi terkait mengucapkan terima kasih. Atas kontribusinya sejauh ini terhadap dukungannya di berbagai sektor, salah satunya program pangan,” ujar Rakhmadi, kemarin (12/2).
Program yang diinisiasi oleh Berau Coal ini, tentu diharapkannya dapat menjadi contoh bagi perusahaan lainnya yang ada di Berau. Agar dapat juga mengoptimalkan program CSR-nya. Sehingga ke depan, tidak hanya ada dua perusahaan yang menggarap program CSR penghijauan seperti yang dijalankan Berau Coal ini. Karena dampaknya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama para petani.
“Sehingga, hasil akhirnya dapat berupa produk pangan yang bisa menjadi unggulan di masing-masing kampung. Maka itu, kami juga sudah mengingatkan perusahaan lainnya juga bisa berkontribusi melalui dana CSR-nya, untuk kegiatan pangan untuk penghijauan ini,” bebernya.
Karena menurutnya, pangan untuk penghijauan merupakan kegiatan untuk menyediakan pangan, sekaligus memulihkan dan meningkatkan daya dukung lahan di luar kawasan hutan, untuk mengembalikan fungsi lahan. Sehingga mencapai ketahanan pangan dan penurunan emisi karbon.
Terpisah, Community Enterprise Development PT Berau Coal, Yandi Rama Krisna, mengatakan dalam hal ini Berau Coal sangat memegang kuat komitmennya dalam melakukan penghijauan di lahan tidak produktif. Sehingga untuk meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Berau, dengan bersinergi bersama melalui program budidaya kakao sebagai program sosial unggulan.
“Program penghijauan di luar area tambang sendiri telah dilakukan sejak lama dengan melibatkan stakeholder terkait, serta masyarakat,” jelas Yandi.
Kemudian, lanjut Rakhmadi, budidaya kakao sebagai program unggulan ini telah dilakukan sejak tahun 2010 di Kampung Birang, Kecamatan Gunung Tabur. Khusus tahun 2022, pihaknya melakukan sinergitas dengan Badan Pengelola Pangan untuk Penghijauan Kaltim. Berau Coal sendiri melakukan penanaman komoditas kakao di area seluas 10 hektare dengan nama program Petani Lestari (Pelari).
“Bantuan yang diberikan berupa bibit kakao unggul ini ada sebanyak 6.500 bibit, serta beberapa sarana pendukung produksi pertanian,” ungkapnya.
Dipastikan Yandi, bahwa program penghijauan ini tentu akan dilakukan secara berkelanjutan dengan bersinergi bersama pihak terkait lainnya, untuk dapat memetakan kesesuaian lahan agar mendapatkan hasil yang optimal.
Adanya program tersebut juga diharapkan Berau Coal, agar dapat menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan petani, dengan konsisten memberikan dukungan mulai dari hulu hingga hilir, serta berupa kepastian pasar terhadap hasil panen kebun kakao masyarakat.
Selain itu juga, diharapkan dapat menjadi semangat dan motivasi para petani kakao, dalam mengembangkan lahan dan meningkatkan produktivitas hasil kebun.
“Bahkan ke depan juga ada rencana pengembangan penghijauan di kampung lain. Bukan hanya yang ada saat ini. Namun memang untuk merealisasikan hal itu, perlu adanya pengkajian terlebih dahulu,” tutupnya.
Sumber: berau.prokal.co