Anto berhasil jadi juara lomba petani kakao mandiri.
Bermodal perawatan seadanya dan ilmu hasil binaan Berau Coal, Anto warga dusun Nyapa Indah, Kampung Long Lanuk sukses menyabet juara lomba petani kakao lestari gelaran PT Berau Coal.
Anto merupakan salah seorang dari 23 anggota Kelompok Tani Kakao Tekad Maju Dusun Nyapa Indah. Dengan ketekunannya merawat kebun, produksi kakao miliknya telah mampu bersaing dan mengalahkan belasan peserta dari 5 kampung binaan Berau Coal.
Saat ditemui disela kegiatan mengurusi hasil panen kakao miliknya, ia mengaku aktivitas yang dilakukannya selama ini tidak jauh berbeda dengan petani kakao lainnya.
Pria paruh baya ini sudah mengembangkan kakao sejak tahun 2014 dan panen perdana tahun 2017 lalu. Yang mana awal mula mengenal kakao dari temannya sekampung.
Saat itu, dirinya lebih dulu mengembangkan budidaya pohon karet. Melihat keberhasilan yang dimiliki rekannya yang telah menanam kakao ternyata lebih bagus dari yang dia pikirkan, Anto kemudian menerjunkan diri mengembangkan tanaman kakao.
Bahkan, dirinya nekad membabat habis pohon karet miliknya dan menggantikannya dengan bibit kakao. Alasannya, keuntungan karet tidak sebagus yang diharapkannya. Apalagi, tantangan budidaya karet saat itu yakni, pasar yang tidak jelas dan sulitnya akses untuk menjual hasil tanam.
“Ya awalnya saya hanya coba-coba. Nekad saja waktu itu mulai menanam kakao,” ujarnya.
Namun, prosesnya pun tidak semudah membaca keuntungannya. Dirinya, bahkan harus berusaha ekstra keras disertai biaya yang juga tidak sedikit.
Belum lagi, kendala hama dan banjir tahunan yang kerap terjadi membuatnya harus menyiapkan biaya ekstra. Meski sempat ingin menyerah, namun dirinya tetap berkomitmen mengembangkan kakao hingga panen.
“2017 itu mulai panen. Dan hasilnya juga lumayan. Meskipun perawatan dan perlakuan kebunnya hanya dengan melihat dan belajar dari teman saja. Kami sering terkendala karena banjir dan hama. Terutama monyet, itu hampir setiap hari datang mengganggu. Dan itu membuat kami cukup rugi,” ungkapnya.
Keuletannya dalam mengembangkan kakao itu juga mengenalkannya dengan Berau Coal. Dari sana, dirinya dan puluhan petani kakao di Dusun Nyapa Indah mendapatkan pembinaan dan pendampingan dari Berau Coal. Mulai dari bagaimana membudidayakan kakao dengan baik, peneliharaannya, pemanenan. Serta apa yang harus dilakukan pada buah hasil panen.
Tidak hanya pembinaan saja yang didapatkannya. Kepastian pasar juga dijamin oleh Berau Coal. Harga pun lebih tinggi dari harga yang ditawarkan ketika sebelumnya menjual ke tengkulak.
“Jadi semua terfasilitasi. Kalau menjual di sini ada tujuan, salah satunya ke Berau Coal melalui Berau Cocoa. Harganya lumayan menguntungkan,” terangnya.
Pria kelahiran 1984 ini menyebut, untuk perawatan kadang dirinya menghabiskan 1 sampai 2 juta rupiah. Namun hasil didapatkan juga cukup lumayan, yakni puluhan juta rupiah. Meskipun lahannya belum begitu luas. Tapi kata Anto, itu terbilang sudah bisa menopang ekonomi keluarganya.
“Kalau keuntungan cukup lumayan bisa meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga kami. Tapi kadang juga tidak menentu, apalagi kalau sudah banjir,” jelasnya.
Dengan pendampingan yang diberikan Berau Coal, dirinya pun mendapatkan banyak pengetahuan. Itu terbukti setelah dirinya berhasil menjuarai lomba petani kakao lestari yang diselenggarakan Berau Coal beberapa waktu lalu.
Awalnya, dirinya tidak berpikir untuk bisa menang dalam lomba itu. Baginya lomba itu hanya untuk berpartisipasi meramaikan dan menambah pengalaman saja. Sebab, peserta yang ikut lomba merupakan petani yang memiliki ilmu banyak bagaimana perlakuan yang baik dalam membudidayakan kakao.
“Ini berkat pembinaan dan pendampingan yang diberikan Berau Coal kepada kami petani kakao di sini. Kalau tidak ada pembinaan kepada kami, mungkin saya juga tidak bisa menang lomba itu,” ungkap bapak anak dua itu.
Dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada Berau Coal karena telah hadir membina petani kakao di Kampung Long Lanuk, khususnya di Dusun Nyapa Indah. Karena tanpa kehadiran Berau Coal, pihaknya tentu tidak tahu bagaimana perlakuan budidaya kakao yang baik dan benar.
“Kami ucapkan terima kasih. Harapannya, apa-apa yang telah berjalan baik dapat terus berkelanjutan, kami juga berharap dapat dibantu bagaimana cara menangani hama yang kerap menyerang tanaman kami,” ujarnya.
Sementara itu, Cocoa Trading Section Head PT Berau Coal, Mohammad Issaef Sabana mengatakan, ada 16 kampung binaan Berau Coal dengan total petani kakao mencapai 116 petani yang telah produktif menghasilkan.
PT Berau Coal melalui Berau Cocoa kemudian menggelar Lomba Petani Kakao Lestari, sebagai bentuk apresiasi, serta melihat sejauh mana petani menerapkan ilmu yang didapat dari pembinaan yang dilakukan Berau Coal selama ini.
Dari seluruh petani yang mengikuti lomba kemudian mengerucut hingga sebanyak 16 petani dari 5 wilayah di Kabupaten Berau, terutama kebun yang berada di wilayah operasional Berau Coal.
Diterangkannya, ada beberapa penilaian yang dilakukan dalam lomba. Diantaranya, penerapan pemangkasan, pemeliharaan dan perawatan lingkungan tanaman, penerapan tanaman penaung, kesehatan tanaman, produktivitas tanaman. Juga intensitas serangn OPT diersifikasi tanaman dan pengolahan limbah panen kulit kakao.
“Kemudian panitia yang terdiri dari Berau Cocoa bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Kabupaten Berau, setelah melakukan penilaian menganggap kakao yang dibudidayakan Anto dari Dusun Nyapa Indah ini layak menjadi juaranya. Dan artinya, Anto sudah menerapkan ilmu yang diberikan dengan baik,” jelasnya.
Adapun mengenai pembinaan yang dilakukan Berau Coal kepada petani kakao di Nyapa Indah merupakan bagian dari progam PPM Berau Coal kepada kampung binaannya.
Tidak hanya sekadar pendampingan dan pembinaan biasa saja. Berau Coal juga memberikan support bibit, dan telah menyiapkan pasar. Pasalnya, selama mengembangkan kakao, pasarnya tidak jelas dan hanya bergantung pada tengkulak saja.
“Sekarang hasil produksi petani kakao di sana di tampung Berau Coal melalui Berau Cocoa. Dengan harapan ke depan, petani kakao di sana dapat terus berkembang, maju, mandiri, dan sejahtera,” pungkasnya.
Sumber: nomorsatuutara.com