CPR: Beberapa polwan mempraktikkan cara pemberian napas buatan yang benar, dan bagaimana cara pemasangan alat bantu pernapasan.
Berau Coal Ajarkan CPR dan Water Rescue
TANJUNG REDEB – Puluhan personel Satuan Sabhara Polres Berau mengikuti pelatihan Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau prosedur darurat medis untuk korban penghentian jantung, sirkulasi tertentu dan pertolongan korban yang mengalami kecelakaan di air. Pelatihan tersebut diberikan oleh PT Berau Coal, di Kakaban Aquatic Jalan Gatot Subroto, Kamis (12/3) kemarin.
Henry Achmad, chief Emergency Response PT Berau Coal, sekaligus pemateri menuturkan bahwa kegiatan pelatihan ini baru pertama kali dilakukan. “Kalau untuk pemerintah daerah Berau sudah tiga kali, tapi untuk polisi baru pertama kali,” ucapnya.
Pelatihan ini dilakukan lantaran diminta oleh Polres Berau, guna memberikan pengetahuan bagi personel-personel baru yang akan bertugas di Bumi Batiwakkal – sebutan Kabupaten Berau.
Sedangkan untuk tema, Henry memberikan sesuai dengan permintaan dalam surat yang dilayangkan Polres. “Tema yang diminta ke kepala Teknik Tambang kita adalah pelatihan penyelamatan korban di air, atau sering disebut SAR (Search and Rescue) – kegiatan dan usaha mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia,” terangnya.
Dalam pelatihan yang digelar selama 2 hari ini, tak hanya berfokus pada praktik penyelamatan korban di air, melainkan lebih ke aspek keselamatan si penolong yang diprioritaskan.
“Karena kalau si penyelamat saja tidak dalam kondisi fit, dan belum paham benar apa yang harus dilakukan, bagaimana bisa menyelamatkan si korban? Jadi kita bekali dengan teori terlebih dahulu, diantaranya bagaimana cara pemberian napas bantuan yang benar dan pemasangan peralatan pernapasan seperti tabung oksigen,” paparnya.
Tak hanya itu, peserta pelatihan juga dibekali cara bagaimana menggunakan pelampung, helm dan melempar tali untuk menolong si korban.
Setelah mendengarkan dan memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh pemateri, semua personel Sabhara diminta melakukan praktik secara berkelompok. Mulai dari CPR, hingga pemasangan alat bantu pernapasan dilakukan secara bergantian.
Melihat teori yang diberikan cukup diserap dengan baik, Henry mengajak peserta untuk terjun ke kolam melakukan latihan renang, sebelum mulai melakukan penyelamatan korban hari ini, Jumat (13/3).
Untuk hari pertama, hanya teknik dasar yang diberikan. Sedangkan hari kedua, lebih menitikberatkan bagaimana cara penyelamatan yang benar untuk korban di air.
Antusiasme yang ditunjukkan cukup besar. Bahkan, beberapa dari peserta mengaku mendapatkan ilmu baru yang belum pernah dipelajari.
“Saya jadi tahu bagaimana caranya memberikan napas bantuan yang benar, karena selama ini hanya sesuai dengan teori yang didapat selama pelatihan dasar sebelum resmi menjadi polwan,” ungkap Malinda, salah satu polwan yang mengikuti kegiatan tersebut.
Senada, Elza Indriani juga mengungkapkan banyaknya pengalaman yang didapat setelah pelatihan ini. “Banyak alat-alat penyelamatan baru yang tadinya hanya tahu sekilas jadi tahu, karena selama pelatihan di kepolisian hanya sebagian saja, sedangkan di sini lengkap dijelaskan kegunaannya, dan bagaimana cara memakainya,” ungkapnya.
Untuk hari ini, rencana akan dilakukan praktik penyelamatan korban di air yang mengalami benturan atau luka dalam sehingga tak sadarkan diri dan mengapung.
“Kalau bisa di sungai karena lebih dapat momennya, tapi semua terserah dari pelaksana saja, kalau di kolam ini pun masih bisa juga kita lakukan,” pungkas Henry. (mel/app)