Rumah Kemas Batiwakkal, Pusat oleh-oleh Berau dari dampingan Berau Coal
UMKM telah menjadi prioritas pemerintah untuk dikembangkan. Melalui kerja sama yang baik, PT Berau Coal telah banyak melakukan pendampingan kepada kelompok UMKM yang tersebar di seluruh Kabupaten Berau.
Di antaranya yakni PKL Basuli Tepian Sambaliung yang sudah berkolaborasi bersama PT Berau Coal sejak Tahun 2020.
PT Berau Coal membantu mulai dari menyediakan fasilitas rombong tempat berjualan, gazebo, sanitasi jamban sehat, dan fasilitas pendukung lainnya. Di samping itu juga PT Berau Coal mendampingi melalui kegiatan sosialisasi peningkatan kapasitas, mutu dan keterampilan.
Hal ini dilakukan untuk mendukung pemulihan ekonomi dan wisata di Kelurahan Sambaliung, serta upaya menciptakan masyarakat yang sejahtera dan mandiri secara berkelanjutan.
Hingga kini PKL Basuli telah berkembang dari 30, menjadi 150 booth UMKM yang terbentang sepanjang 2,3 Km area wisata budaya dan sejarah tepian Sambaliung. PKL Basuli juga telah menjadi percontohan bagi kelompok UMKM dan lokasi wisata serupa lainnya, seperti booth UMKM di Gunung Tabur dan Teluk Bayur.
Lurah Sambaliung, Didi Mulyadi mengakui, ramainya Tepian Basuli saat ini telah meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, khususnya para pelaku UMKM yang berjualan.
“Adanya bantuan dan pendampingan dari PT Berau Coal sangat membantu aparat pemerintahan untuk meringankan beban masyarakat yang ingin membuka usaha tapi terkendala tempat. Bantuan yang disalurkan sudah tepat sasaran, menjadi jalan bagi masyarakat menyangga hidupnya. Terima kasih karena sudah mewujudkan harapan kami,” tuturnya
PT Berau Coal juga melakukan pendampingan dengan mendukung pengembangan dan budidaya kakao dari hulu hingga ke hilir kepada para petani kakao. Ke depannya kakao dapat menjadi komoditas unggulan yang menjadi penopang ekonomi di Kabupaten Berau.
Salah satu kampung penghasil Kakao terbaik di Kabupaten Berau adalah Kampung Suaran, yang merupakan salah satu kampung di lingkar operasional tambang PT Berau Coal Site Binungan.
Awalnya para petani menanam kakao secara mandiri dengan berbagai keterbatasan dan hambatan seperti ketersediaan bibit unggul dan mengalami serangan hama. PT Berau Coal kemudian memberikan pendampingan kepada kelompok petani kakao secara periodik.
Mulai dari penyediaan bibit unggul, pelatihan keterampilan, penggunaan pupuk organik, pendampingan pasca panen, pemberdayaan kelompok tani dan kelompok rentan, selain itu juga menunjang sarana dan jaminan pasar.
“Karena bimbingan Berau Coal dan dampingan Berau Coal hampir semua kelompok petani menjadi lebih bersemangat budidaya kakao, kemudian juga dibantu dengan pembukaan jalan tani, hingga sekarang manfaatnya bisa kita nikmati bersama” ujar Mathius, petani kakao Kampung Suaran.
Kakao Berau kemudian berhasil mendapatkan Sertifikat Indikasi Geografis dari Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual Kanwil Kemenkumham RI. Diterimanya sertifikat tersebut tak terlepas dari kontribusi nyata PT Berau Coal dalam programnya membudidayakan kakao di Berau.
Tak luput mendapat perhatian serius, yakni Badan Usaha Milik Kampung (BUMK), kelompok tani, kelompok ternak. Dalam berbagai kesempatan PT Berau Coal memberikan pelatihan dan pengembangan SDM serta kesempatan kerja sama dalam membangun bisnis usahanya.
Dan juga Rumah Kemas PT Berau Coal yang menjadi muara bagi produk UMKM yang ada di Kabupaten Berau, di antaranya yakni madu hutan, madu kelulut, produk kakao, keripik ikan, keripik singkong, beras Siung Mas, dan banyak lagi ragam produk lainnya.
Sumber: berau.prokal.co