PT Berau Coal kembali menunjukkan komitmennya dalam pembangunan bidang seni dan budaya di Kabupaten Berau, khususnya bagi masyarakat Kampung Tumbit Dayak, Kecamatan Sambaliung.
Bertepatan dengan acara adat Bekudung Betiung, juga dilakukan peresmian rumah adat sunta. Rumah adat itu dibangun dengan bantuan program corporate social responsibility (CSR) PT Berau Coal.
Terselenggaranya acara adat pun tidak lepas dari dukungan PT Berau Coal, yang menjadikan acara Bekudung Betiung sebagai program tahunan di Kampung Tumbit Dayak.
Community Relation Department Head PT Berau Coal La Ode Ilyas mengungkapkan, PT Berau Coal memang menaruh perhatian khusus pada acara tersebut, karena ingin menjadikan Kampung Tumbit Dayak sebagai Kampung Budaya.
Sebagai langkah awal, PT Berau Coal telah membangun sunta dan akan dilanjutkan dengan pembangunan infrastruktur lainnya, dimulai dari pintu gerbang. “Semua budaya Gaai yang hampir punah akan kita bangun lagi, hingga menjadi pusat Dayak Gaai di Berau. Nanti bagi masyarakat atau wisatawan yang ingin menggali informasi tentang Dayak Gaai, di sini bisa terjawab,” jelasnya.
Begitu pula dengan acara Bekudung Betiung, PT Berau Coal terus melakukan pengawalan sejak persiapan hingga pelaksanaan. “Kami ingin Berau Coal ini berarti. Kami ingin memberikan kenangan yang selalu dapat dikenang dan ada buah tangannya,” ungkapnya.
Sementara Senior Manager PT Berau Coal Teddy Nanang Abay mengatakan, meski kegiatan itu bagian dari program tahunan PT Berau Coal, namun semua susunan acara sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat selaku panitia. “Karena kami respek dengan adat atau budayanya, itu yang ingin kami hidupkan kembali,” bebernya.
Teddy berharap, adanya sunta dan digelarnya secara rutin ritual Bekudung Betiung tersebut, dapat menjadi ikon budaya di Kabupaten Berau. PT Berau Coal fokus pada pengembangan infrastruktur wacana Kampung Budaya tersebut.
“Yang menjadi pekerjaan rumah (PR) selanjutnya adalah, bagaimana agar kegiatan ini lebih terekspos lagi, sehingga banyak masyarakat yang berkunjung untuk menyaksikan,” tuturnya.
Selain diisi dengan berbagai acara ritual adat, acara Bekudung Betiung juga diisi dengan sambutan-sambutan oleh sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat.
Tokoh adat Kampung Tumbit Dayak, Jiang Bos, dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur yang tidak terkira dan terima kasih kepada para donatur, sehingga acara adat tahun ini berjalan lebih meriah.
“Kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan sumbangan untuk acara ini,” katanya.
Jiang Bos memaparkan, bantuan yang diberikan untuk Kampung Tumbit Dayak dalam rangka melaksanakan kegiatan Bekudung Betiung. Bantuan yang pertama berasal dari Alokasi Dana Kampung (ADK) sebesar Rp 30 juta, Pemkab Berau Rp 40 juta, PT Berau Coal Rp 75 juta, dan PT BUMA Rp 10 juta.
Dikatakan Jiang Bos, dana yang ada belum dapat ia paparkan, berapa jumlah yang dimanfaatkan. “Karena kegiatan tidak hanya berhenti sampai di sini saja, tapi ada kegiatan yang belum kami lakukan, dan untuk transportasi tamu dari 7 kampung lainnya juga akan dibiayai oleh panitia.
Sementara Kepala Kampung Tumbit Dayak Sunarsih mengatakan, pelaksanaan acara adat Bekudung Betiung adalah kewajiban bagi masyarakat suku Dayak Gaai, agar sejarah adat yang terkandung di dalamnya tidak punah begitu saja. Ia berharap, sejarah ini tidak hanya diketahui oleh para masyarakat setempat, tapi juga masyarakat Berau lainnya hingga luar daerah.
“Tentu saja untuk itu saya menyampaikan permohonan warga Kampung Tumbit Dayak, agar akses menuju kampung dipermudah dengan membangunkan jembatan,” ungkap Sunarsih.
Menurut Sunarsih, Kampung Tumbit Dayak memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang ingin mengenal budaya asli suku Dayak Gaai. “Apalagi ada wacana dari PT Berau Coal untuk menjadikan Kampung Tumbit Dayak sebagai Kampung Budaya,” bebernya. Karena itu, Sunarsih berharap Pemkab dapat mempermudah akses menuju kampung.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Berau Makmur HAPK mengatakan, permintaan pembangunan jembatan menuju Kampung Tumbit Dayak memang akan diupayakan. Meski demikian, untuk sementara Makmur meminta, agar dermaga yang ada lebih ditingkatkan.
Makmur juga sangat mendukung dan mengapresiasi upaya yang telah dilakukan PT Berau Coal untuk menjadikan Kampung Tumbit Dayak sebagai Kampung Budaya. Menurutnya, hal tersebut dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat. “Tentu saja ini akan memberikan dampak yang sangat positif,” katanya.
Makmur berharap, acara adat yang dilakukan dapat dikemas dengan sebaik-baiknya dan tidak bertentangan dengan agama serta norma yang ada, sehingga dapat dijadikan sebagaai alat pemersatu. “Karena terus terang saja, kita membangun Kabupaten Berau ini bukan dengan uang dan banyaknya sarjana, tapi dengan kebersamaan dan persatuan,” tuturnya.