Pengembangan sektor pariwisata terus digencarkan Pemkab Berau. Termasuk dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pariwisata.
PT Berau Coal tidak ingin tinggal diam. Perusahaan pertambangan batu bara tersebut, terus menunjukkan keterlibatan aktif, termasuk dalam upaya peningkatan kemampuan SDM dalam menyambut kedatangan wisatawan. Khususnya wisatawan mancanegara.
Bukan di sekitar destinasi wisata bahari saja, upaya menambah pengetahuan dan kapasitas SDM juga difokuskan pada destinasi wisata perkotaan, terutama wisata budaya di museum maupun keraton. Tak tanggung-tanggung, PT Berau Coal bahkan mendatangkan guru privat, untuk menambah pengetahuan berbahasa Inggris bagi pengurus keraton, museum, dan kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang ada di Berau.
Melalui program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), PT Berau Coal menggandeng pengurus keraton dan Pokdarwis Kecamatan Sambaliung untuk lebih meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris.
VP Operations Support & Relations Director PT Berau Coal, Gatot Budi Kuncahyo, menuturkan, bahasa Inggris saat ini sudah menjadi bahasa sehari-hari yang wajib dikuasai oleh pengurus tempat wisata atau Pokdarwis. Karena semakin banyak turis asing yang masuk ke Bumi Batiwakkal.
“Kami, selalu berkomitmen untuk konsisten berkontribusi mengembangkan pariwisata dan kebudayaan yang ada, serta tidak melupakan bagaimana adanya suatu adat yang berada di Kabupaten Berau,” ucapnya.
Menguasai bahasa Inggris menurut Gatot, tidak hanya berguna saat ini. Namun, dengan menguasai bahasa Inggris bisa berguna untuk masa depan. “Bisa diajarkan kepada anak-anak juga kan nantinya,” jelasnya.
Datu Amir selaku pemangku adat Keraton Sambaliung menyambut baik pelatihan Bahasa Inggris untuk pengurus keraton. Pasalnya, ia menilai selama ini, banyak kunjungan turis asing yang ingin mengetahui lebih dalam sejarah keraton Sambaliung.
“Karena banyak sekali budaya dan sejarah yang perlu digali dan diketahui oleh masyarakat Berau dan masyarakat luar,” ungkapnya.
Ia mengatakan, memang selama ini kerja sama antara PT Berau Coal dan Keraton Sambaliung sudah terjalin sangat baik. Ia berharap agar pelatihan ini tidak berhenti di sini. Namun terus berlanjut ke depannya.
“Selama ini antara Keraton Sambaliung dan Berau Coal memiliki kerja sama yang baik, dan meminta kontribusi positif melalui program CSR dapat ditingkatkan,” tambah Datu Amir.
Hikmahwaty selaku Community Development Manager PT Berau Coal, yang dikonfirmasi pada Selasa (10/3) menuturkan, kegiatan ini merupakan salah satu cara meningkatkan SDM yang ada di Keraton Sambaliung. Karena, kemampuan bahasa Inggris, akan memudahkan komunikasi dalam membeberkan informasi sejarah keraton tersebut kepada turis asing.
“Keraton ini merupakan salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Bertanya informasi, tentu SDM yang ada harus dibina. Diberikan materi. Agar informasi bisa tersampaikan degan baik kepada para pengunjung,” kata perempuan yang akrab disapa Hikmah ini.
Menurut Hikmah, salah satu yang menjadi tantangan bagi pengurus di Keraton Sambaliung, yakni turis asing yang menggunakan bahasa Inggris. Hasil diskusi pengurus Keraton Sambaliung dengan PT Berau Coal, ingin mengadakan kursus bahasa Inggris.
“Alhamdulillah, ada seorang trainer yang bagus dari Tanjung Redeb. Ya, kami bekerja sama. Kami ingin pengurus di sini berkomunikasi bagus. Sampai lancar dalam berbahasa Inggris,” ujarnya.
Ia mengatakan, dalam setiap pertemuan bukan belajar grammar, melainkan belajar yang lebih kepada percakapan sehari-hari. Pihak Berau Coal ingin sejarah keraton ini bisa tersampaikan tidak hanya dalam bahasa Indonesia saja. Namun turis asing pun memahami histori Keraton Sambaliung.
“Ini kontribusinya ke ekonomi. PT Berau Coal juga berencana mengembangkan UMKM di seputaran keraton. Bisa menjadi pendapatan tersendiri bagi warga sekitar keraton,” lanjut Hikmah.
Sementara itu, salah seorang peserta pelatihan Aidah Syafiani mengatakan, dirinya menyambut baik pelatihan yang dilakukan PT Berau Coal. Selama ia bertugas mengelola keraton tersebut, ia mengaku kerap kesulitan jika yang berkunjung merupakan turis asing.
“Kami menyambut baik. Ini memang kendala kami selama mengelola keraton. Banyak pengunjung dari mancanegara,” ungkapnya.
Ia mengatakan, untuk pertemuan akan dilakukan dua kali dalam sepekan. Yakni pada Selasa dan Kamis mulai pukul 09.00 Wita hingga pukul 11.00 Wita. Ia mengatakan banyak manfaat yang ia dapat dari program ini. Salah satunya, dirinya kini mulai fasih berbahasa Inggris.
“Ada 10 peserta saat ini. Sudah tiga kali pertemuan,” ujarnya.
Ia berharap ke depannya, ilmu yang ia dapat tidak hanya berhenti di dirinya. Dirinya ingin melanjutkan perjuangan PT Berau Coal dalam mengembangkan bahasa Inggris di masyarakat umum. Karena tak bisa dimungkiri, bahasa Inggris memang merupakan bahasa internasional.
“Saya juga ingin, agar masyarakat lainnya fasih berbahasa Inggris. Kami merasakan manfaat keberadaan operasional PT Berau Coal. Terima kasih,” pungkasnya. (*/hmd/***/udi)
Sumber: Berau Post edisi Rabu, 11 Maret 2020