LEBIH MUDAH: Jembatan Kedasa membuat warga di Kampung Suaran menjadi lebih dekat dan aman untuk menuju ke perkebunan maupun tambak.
Jembatan Kedasa merupakan infrastruktur menuju perkebunan maupun pertambakan warga. Sebelum adanya jembatan tersebut, warga terpaksa harus melintasi jalan angkut khusus batubara atau hauling road. Hal itu tentu membahayakan keselamatan warga.
Jembatan tersebut merupakan infrastruktur yang dibangun PT Berau Coal, melalui Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dan diresmikan langsung oleh Bupati Berau, Muharram, Kamis 17 Januari 2019 lalu.
Berjalan nyaris satu tahun setengah, jembatan tersebut membawa dampak positif bagi warga. Hal itu diungkapkan Kepala Kampung Suaran, Arif.
Jembatan panjang 30 meter, serta lebar 2 meter yang mampu menampung beban hingga 5 ton itu disebutnya dibangun dengan biaya yang cukup besar, tentunya untuk mengangkut hasil pertanian maupun tambak warga.
“Sebelum ada jembatan tersebut, warga terpaksa harus melalui jalur hauling. Tentu membahayakan,” ungkapnya Senin (27/7).
Keberadaan jembatan itu juga diakui salah seorang warga Kampung Suaran, Surya Darman tentu sangat membantu dirinya maupun warga lain. Apalagi keberadaan jalan itu bisa membuat mereka menyingkat waktu.
Jika sebelumnya, saat menggunakan haulind road harus menempuh perjalanan sejauh 10 kilometer, kini hanya beberapa kilo saja. Bahkan bisa dicapai dalam waktu lima menit saja. “Sekarang mudah sudah jika panen udang. Akses tersebut (Jembatan Kedasa, red) buat jadi lebih mudah,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Berau, Abduhrahman menegaskan, hauling road memang jalur yang dilarang untuk dilintasi warga karena sangat berbahaya karena jalur tersebut dilintasi oleh kendaraan besar.
“Itu bukan jalan umum. Jadi sebaiknya masyarakat tidak melintas di jalur tersebut (hauling road),” pungkasnya. (*/IQB)
Sumber: Berau.Prokal.co, 29 Juli 2020