Keterangan: Foto warga di awal pendampingan
Komunitas Adat Terpencil (KAT) merupakan bagian dari sejarah panjang yang erat dengan budaya dan kaya akan kearifan lokal. Begitu pun komunitas Suku Dayak Punan Basap yang berada di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Salah satu sub Suku Dayak ini tinggal di area Lati, Birang dan Sambarata. Kehidupannya yang erat dengan alam, jadikan kekayaan hutan sebagai sumber makanan dan mata pencaharian.
Madu hutan merupakan salah satu potensi alam Kalimantan yang menjadi modal bagi warga KAT untuk meningkatkan perekonomian. Potensi besar ini kemudian dikembangkan oleh PT Berau Coal, perusahaan batu bara di Kabupaten Berau yang sejak awal telah melakukan pendampingan terhadap warga KAT.
Melalui program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), PT Berau Coal melakukan pendampingan kepada warga KAT dalam pengelolaan madu hutan. Ini dilakukan untuk membantu meningkatkan perekonomian warga secara optimal untuk mewujudkan kemandirian ekonomi warga KAT.
Madu Hutan Kalimantan merupakan salah satu madu yang terkenal di Indonesia akan khasiatnya yang baik untuk kesehatan. Madu hutan yang dipanen oleh para pemanen madu dari warga KAT ini sebelumnya kesulitan dalam mencari pasar.
Kesulitan penjualan dengan stok madu yang banyak membuat warga KAT menjual dengan harga yang murah. PT Berau Coal pun melakukan pendampingan dengan membantu perbaikan proses pemanenan hingga pengemasan agar sesuai dengan kualitas yang diinginkan oleh pasar serta membantu hilir dari proses ini yaitu kegiatan pemasaran madu ini.
Keterangan: Pengambilan madu di malam hari, dengan alat tradisional
Program-program yang dilakukan dalam pengembangan madu hutan warga KAT ini antara lain, mendukung penyediaan sarana dan prasarana pemanen madu agar madu terjamin hygiene, serta memberikan pelatihan “Panen Lestari” yang bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman agar setiap tahunnya dapat menghasilkan madu di lokasi yang sama. Selain itu juga melakukan survei potensi madu yang bekerja sama dengan pihak akademisi Politeknik Sinar Mas Berau Coal agar warga KAT memiliki pemetaan terhadap lokasi dan pakan lebah serta membuat rumah produksi khusus untuk melakukan edukasi, pemrosesan madu secara higienis, dan pengemasan (packaging) yang menarik.
Corporate Social Responsibilty General Manager PT Berau Coal, Horas Parsaulian Pardede menuturkan bahwa program pendampingan ini diharapkan menjadi salah satu mata pencaharian warga yang berkelanjutan, di mana hasilnya dapat diperoleh tanpa merusak kelestarian hutan.
PT Berau Coal menjamin pasar untuk madu yang dihasilkan oleh warga KAT dengan melakukan pembelian madu yang dihasilkan. Kemudian, untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk madu hutan yang dihasilkan, PT Berau Coal juga telah melakukan pengujian kualitas madu yang bekerja sama dengan Laboratorium Sucofindo Cibitung, Laboratorium Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, dan Laboratorium Universitas Padjajaran. Madu ini juga telah mendapat izin edar dari BPOM.
“Madu yang dipanen oleh warga KAT, dibeli oleh PT Berau Coal untuk kemudian dikelola. Sebelum masuk ke tahap pengemasan dan pemasaran, madu hutan ini disaring secara steril dan melewati proses dehumidifikasi terlebih dahulu. Madunya bisa dipastikan asli,” terangnya.
Tujuan pembelian madu ini, lanjutnya, untuk membantu perekonomian masyarakat. Dia berharap agar masyarakat tidak kesulitan mencari pembeli untuk memasarkan hasil produksinya.
“Kami sudah menjadi konsumen pasti dari produk tiga KAT tersebut (Sambarata, Birang, dan Lati). Harapan kami tentu masyarakat KAT bisa mandiri,” ujar Parsaulian.
Keterangan: Melalui pendampingan yang dilakukan PT Berau Coal, Komunitas Adat Terpencil Suku Dayak Punan Basap bisa menghasilkan madu berkualitas dengan kemasan yang menarik dan higienis.
PT Berau Coal mengemas madu tersebut dengan nama Madunta. “Madunta memiliki arti madu kita. Kami menggunakan Bahasa Berau,” katanya.
Berkat pendampingan yang dilakukan, kini jumlah penjualan dan pendapatan pemanen madu hutan di KAT mengalami peningkatan. Bahkan telah mencapai target di atas upah minimum regional Kabupaten Berau.
“Kami berharap hal ini dapat terus mendorong kemandirian ekonomi warga KAT,” terangnya.
Keterangan: PT Berau Coal raih Gold Winner PR Indonesia Award 2021.
Menandai keberhasilan Program Pengembangan Ekonomi Warga KAT melalui Pendampingan Pengelolaan Madu Hutan, PT Berau Coal pun berhasil raih Penghargaan Gold Winner Sub Kategori Community Based Development dalam Public Relations Indonesia Award (PRIA) ke-6 Tahun 2021.
Corporate Communication Manager PT Berau Coal, Arif Hadianto, menerangkan bahwa penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas kerja sama, kerja keras serta komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi positif bagi pengembangan dan pemberdayaan masyarakat serta kinerja kehumasan yang baik.
“Penghargaan ini menjadi pemacu semangat kami untuk terus memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Selain itu juga, sebagai amanah dan tantangan yang harus dijaga dan terus ditingkatkan,” terangnya saat menyaksikan pengumuman penghargaan The 6th PRIA melalui live streaming di Youtube PR Indonesia, Rabu (31/3/2021).
Sebagai informasi, kegiatan “Public Relations Awards 6th Tahun 2021” merupakan satu-satunya ajang kompetisi PR paling komprehensif di Indonesia sejak 2016, di mana PRIA menjadi barometer kinerja komunikasi yang patut diikuti oleh segenap korporasi/organisasi. Tercatat ada 124 instansi, lembaga pemerintah, dan korporasi turut meramaikan sebelas kategori. Adapun totalnya mencapai 599 entri, lebih tinggi ketimbang tahun lalu 543 entri.
Penjurian PRIA 2021 dilakukan oleh Dewan Juri pada 16 Februari – 4 Maret 2021. Di mana terdapat ratusan perusahaan BUMN, Swasta, maupun Pemerintahan juga mengikuti ajang ini. Pada penilaian ini, tercatat ada 15 juri menilai ratusan produk kehumasan tersebut. Para juri itu terdiri dari pakar PR, praktisi senior PR, konsultan/agensi PR, akademisi dan tokoh asosiasi/organisasi PR.
Dalam keterangan tertulisnya, Founder and CEO PR Indonesia Group sekaligus Sekretaris Jendral Serikat Perusahaan Pers Pusat, Asmono Wikan, mengatakan, PRIA 2021 merupakan bagian dari komitmen PR INDONESIA dalam mengapresiasi kinerja humas/public relations (PR) yang unggul dari Korporasi, Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia. PRIA mencerminkan pencapaian tertinggi kinerja komunikasi sebuah korporasi/organisasi.
“Kami ucapkan selamat kepada para pemenang yang telah memberikan berbagai macam pencapaian dari segi komunikasi. Kami dengan rasa bangga memberikan penghargaan kepada para pemenang, sehingga program-program yang hadir dapat menjadi percontohan untuk perusahaan-perusahaan lainnya di Indonesia,” demikian penjelasan Asmono. (*/IQB)
Sumber: Liputan 6, 05 April 2021