Tangkapan layar HSE Committee Meeting Tingkat 1 Kuartal I Tahun 2021
HSE Commite Meeting Tingkat 1 Kuartal 1 Tahun 2021
Health, Safety, and Environmet Committee Meeting (HSECM) Tingkat 1 Kuartal I Tahun 2021 dengan tema “Kerja adalah Ibadah untuk Meraih Keselamatan Dunia Akhirat” dihelat pada Kamis, (29/4) lalu. HSECM Tingkat 1 merupakan bagian dari komitmen manajemen PT Berau Coal dan mitra kerja dalam melakukan evaluasi terhadap kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan untuk mewujudukan operasional yang aman, produktif, dan efisien.
Pertemuan yang diselenggarakan secara virtual ini diikuti oleh seluruh manajemen dan PJO mitra kerja. Dibuka dengan sambutan Kepala Teknik Tambang (KTT) PT Berau Coal, Feri Indrayana.
Dalam sambutannya, Feri mengungkapkan rasa syukur atas operasional dan kondisi ekonomi yang saat ini bergerak mengalami perbaikan. Pihaknya juga mengapresiasi seluruh karyawan dan mitra kerja atas pencapaian yang baik di awal 2021, meski pandemik covid-19 masih menjadi tantangan bersama.
“Kinerja di kuartal 1 tahun ini menjadi pelajaran untuk kuartal berikutnya, dan berkelanjutan di Tahun 2021. Apa yang perlu diiperkuat harus kita improve, dan yang sudah baik harus dapat dipertahankan,” terangnya.
Konsistensi adalah hal tersulit, lanjutnya, namun dengan kerja sama serta karakter dan mindset yg terus tumbuh, didorong dengan komunikasi dan koordinasi yang baik, serta penggunaan teknologi yang semakin mutakhir, pihaknya yakin operasional dapat berjalan dengan baik, selamat, dan optimal.
Acara selanjutnya yakni pemaparan materi inti HSECM Tingkat 1 Kuartal 1 Tahun 2021, yang dimulai dengan materi Safaty Performance Q1 oleh Yombi Wikso Gautama selaku Occupational Health and Safety (OHS) General Manager PT Berau Coal.
Dalam pemaparannya, Yombi menyampaikan performa safety di area mining dibandingkan dengan Kuartal 1 2020, hampir di seluruh kategori insiden mengalami penurunan. Sementara di area non mining yakni eksplorasi dan marine, tidak terjadi kecelakaan yang berakibat cidera terhadap pekerja, namun untuk property damage, jumlahnya meningkat cukup signifikan.
Capaian program dan accident frequency rate (AFR) yang dikelompokkan berdasarkan skema safety culture, yang terdiri dari People, Leadership, Process dan Technology, secara keseluruhan telah comply. Di kuartal berikutnya tetap harus dilakukan improvement yang berkelanjutan dan fokus utama menjaga konsistensi untuk mendukung kebutuhan operasional.
Sementara itu dari segi kinerja lingkungan, materi disampaikan oleh Environment Manager PT Berau Coal, Saridi. Dalam pemaparannya Saridi menyampaikan analisa kinerja serah terima lahan di Kuartal 1, yang secara umum baru tercapai 82,51%. Hal ini berdampak pada revegetasi yang juga baru tercapai 86,48%. Namun demikian, insiden lingkungan jika dibandingan dengan kuartal 1 tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 20% yakni dari 20 insiden menjadi 16 insiden.
Lesson learned yang dapat dilakukan di kuartal berikutnya dari kinerja lingkungan di antaranya adalah Mekanik Patrol, yakni upaya memaksimalkan program penunjukan mekanik in charge untuk inspeksi dari awal sampai akhir shift terkait aspek lingkungan. Selain itu juga diperlukan Inspeksi Bersama. Melalui inspeksi bersama antara mitra kerja selain sebagai bentuk pengawasan juga pembinaan dan transfer knowledge.
Langkah selanjutnya adalah Kampanye Lingkungan, dengan tujuan edukasi dan memberi pemahaman aspek lingkungan. Terakhir, yang tidak kalah penting Training Lingkungan (KPO LB3) sebagai program peningkatan kompetensi karyawan terkait dengan aspek lingkungan.
Materi berikutnya terkait Evaluasi Kinerja MItigasi Covid-19 di Area Operasional PT Berau Coal disampaikan oleh System Development Manager, Hifzil Kirmi. Dalam pemaparannya Hifzil menunjukkan data peningkatan tajam kasus positif Covid-19 pada Desember 2020 hingga Februari 2021 di Kabupaten Berau juga memberikan pengaruh terhadap peningkatan kasus positif di area operasional PT Berau Coal.
“Tercatat sebanyak 1.683 kasus positif di area operasional PT Berau Coal sampai dengan Maret 2021, dengan trend kasus di Kuartal 1 ini didominasi oleh transmisi lokal. Kemudian terjadi penurunan signifikan terutama di Bulan Maret sebesar 56% dibanding Januari 2021,” ungkap Hifzil.
Kenaikan angka positif covid-19 di area operasional PT Berau Coal, diklasifikasikan berdasarkan scope pelaku perjalanan (cuti keluar daerah) dan scope transmisi lokal.
Para pelaku perjalanan yang melakukan cuti dan tidak disiplin menggunakan masker saat berinteraksi di daerah asal, dapat menyebabkan angka kenaikan positif covid-19. Sementara itu tingginya penyebaran transmisi lokal dipicu dari klaster keluarga serta pekerja masih belum memahami deteksi dini covid-19 dan pencegahan penyebarannya.
“Untuk itulah kenapa penting sekali penerapan protokol kesehatan 5M dan VDJ dilakukan di manapun,” tegas Hifzil.
Namun berdasarkan hasil survey kedua GTPP Covid 19 yang dilaksanakan 23 Maret sampai dengan 5 April 2021, terjadi peningkatan pengetahuan karyawan dari survei pertama. Rata-rata nilai pengetahuan karyawan dari materi edukasi Covid-19 pada survei pertama 79,30 dan rata-rata nilai survey kedua sebesar 87.62. Hal ini menandakan para pekerja yang semakin aware dengan protokol kesehatan.
“Sehingga langkah yang perlu dilakukan selanjutnya adalah okus perbaikan pada hasil survei tentang kesadaran karyawan, tindakan pencegahan dan pengendalian pada segmentasi karyawan yang belum patuh,” tambah Hifzil.
Materi ditutup oleh penyampaian Arief Wiedhartono selaku HSE Director PT Berau Coal. Dalam penyampaiannya, pihaknya mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan dari seluruh mitra kerja dalam pencapaian kinerja safety di Kuartal 1.
“Namun jangan sampai kita lengah sedikit saja, karena karakter dari safety tidak pernah bsa diprediksi, begitu juga dengan Covid-19. Hal ini berbeda dengan aspek lingkungan yang seharusnya bisa lebih kita rencanakan” terang Arief.
Ke depannya, Arief berharap, dengan infrastruktur penunjang dan kompetensi yang lebih lengkap, serta spending budget yang lebih tersedia, seharusnya dapat menghasilkan operasi yang lebih aman, produktif, dan cost operasi yang lebih kompettitif.
“Sehingga meski harga batu bara turun, kita masih dapat survive. Tentu ini semua tidak akan berjalan tanpa adanya kerja sama yang baik,” tutupnya.
Dalam HSE Committee Meeting Kuartal 1 Tahun 2021 ini, juga hadir Jamiil Azzaini, CEO Kubik Leadership untuk memberikan motivasi kepada seluruh managemen dan pekerja akan pentingnya menjaga keselamatan dalam bekerja.
“Salah satu upaya untuk menjaga keselamatan dalam bekerja, untuk menurunkan tingkat kecelakaan dalam bekerja, dimulai dengan kerja yang menyenangkan,” ungkap Jamil saat membuka sesi.
Puncak performance kerja yang tertinggi atau yang disebut dengan peak performance, tercapai apabila seorang pekerja dapat mencapai performa kerja dengan baik, dan ia bahagia. Adapun 3 fondasi peak performance adalah sebagai berikut:
- Memiliki noble purpose yang tertanam kuat;
Noble purpose adalah jawaban atas alasan paling mendasar keberadaan seseorang di dunia ini. Singkatnya adalah tujuan hidup seseorang, tujuan seseorang bekerja, dan sebagainya.
- Meningkatkan 5 dimensi kebahagiaan;
Terdiri dari Spiritual, Physical, Intellectual, Relational, dan Emotional.
- Disiplin eksekusi.
Menutup sharing pada sesi itu, Jamil memberikan salah satu motivasi berkaitan dengan disiplin eksekusi.
“Diskusi tidak akan mengubah kinerjamu, yang mengubah kinerjamu adalah eksekusi yang sejalan dengan hasil diskusi,” pungkasnya. (HNF)