GUNUNG TABUR – Lomba perahu panjang yang diselenggarakan PT Berau Coal, bekerja sama dengan Forum Keomunikasi Pemberdayaan Masyarakat Lingkar Tambang (FK Pelita) berlangsung meriah.
Masyarakat sangat antusias menyaksikan lomba yang menjadi event tahunan memeriahkan hari jadi. Terbukti, kawasan tepian di Jalan Ahmad Yani, Tanjung Redeb juga tepian di kawasan Museum Batiwakkal, Gunung Tabur dipadati masyarakat yang menyaksikan lomba perahu panjang.
Sebenarnya, lomba perahu panjang akan semakin meriah jika seluruh peserta bias ikut ambil bagian. Sayang, salah satu peserta berhalangan hadir karena alasan tertentu. Sementara itu, ada dua peserta yang tidak bisa menyelesaikan lomba karena perahu yang dipacunya karam di tengah jalan, yakni perahu panjang dari tim Naga Sakuin dan Bangun 1.
Menurut Ketua FK Pelita Masrun MD, lomba perahu panjang kali ini adalah yang ke 15 kalinya yang diselenggarakan FK Pelita dan yang kelima kalinya dilaksanakan bekerja sama dengan PT Berau Coal. Pelaksanaannya juga selalu dipadukan untuk memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Berau dan Kota Tanjung Redeb.
Jumlah peserta pada tahun ini diakuinya mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah 14 peserta.
“Kita sudah undang semua peserta tahun-tahun lalu, tapi banyak yang tidak bisa ikut dengan alasan kapal mereka yang mengalami kerusakan, untuk itu ke depannya kami berharap PT Berau Coal bisa memberikan bantuan kepada kampung-kampung lain agar mereka bisa melakukan peremajaan terhadap kapalnya, sehingga pada saat perlombaan mereka bisa berpartisipasi semuanya,” ujarnya kemarin (14/9).
Sementara, Director Health Safety Environment Community (HSEC) PT Berau Coal Arief Wiedhartono mengatakan, kegiatan terebut merupakan kontribusi PT Berau Coal dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kota Tanjung Redeb dan Kabupaten Berau. Selain itu, PT Berau Coal juga ingin mengembangkan potensi-potensi yang ada di Kabupa ten Berau.
Perahu panjang menurut dia, adalah salah satu budaya Kabupaten Berau yang perlu dilestarikan. Sehingga dengan kegiatan tersebut ke depannya perahu panjang tetap eksis di masyarakat.
“Ini acara yang kelima kalinya dengan bantuan sponsor dari PT Berau Coal, dan nantinya PT Berau Coal juga akan memberikan sedikit dana untuk peremajaan perahu panjang di beberapa wilayah, tetapi itu bukan sepenuhnya dari perusahaan saja diharap ada dukungan dari daerah dan juga masyarakat juga,“ tuturnya. (BP)
Diawali Tradisi Baturunan Perahu Panjang
Lomba perahu panjang menaklukkan derasnya aliran Sungai Segah merupakan tradisi turun temurun bagi masyarakat Kabupaten Berau. Tidak hanya pada saat perlombaan yang seru, namun untuk menurunkan perahu panjang pun melalui tradisi yang biasa disebut baturunan.
Tradisi baturunan atau bergotong royong ini bukan hanya pada menurunkan perahu panjang. Namun juga pada kegiatan lain, seperti saat bersama melakukan bercocok tanam maupun panen raya. Untuk terus mempertahankan tradisi Urang Banua ini, Minggu (14/9) pagi kemarin, tradisi ini dipertontonkan kepada masyarakat di halaman Museum Batiwakkal, Kecamatan Gunung Tabur.
Bupati Berau Makmur HAPK bersama Wakil Bupati Ahmad Rifai, Sekkab Jonie Marhansyah dan sejumlah pejabat yang hadir, turut serta mengikuti prosesi baturunan parahu panjang ini. Pemangku adat Kesultanan Gunung Tabur, Adji Bahrul Hadie dan Pemangku adat Kesultanan Sambaliung, Datu Amir, beserta seluruh paguyuban se-Kabupaten Berau juga berbaur dalam prosesi ini.
Tradisi penurunan perahu panjang yang diberi nama Naga Sekuin tersebut diawali dengan pembacaan doa yang dibawakan H Aji Amir, sesepuh masyarakat di Kecamatan Gunung Tabur yang saat prosesi menjadi kepala perahu. Setelah memasang beberapa perlengkapan yang sudah menjadi tradisi, sebelum diturunkan para petugas yang akan mendayung lebih dulu meminta restu kepada Putri Aji Kannik Berau Sanipah, putri dari Kesultanan Gunung Tabur. Setelah mendapat restu dari putri, secara bersamaan seluruh pendayung mengangkat perahu untuk diturunkan ke Sungai Segah.
Bupati dan Wakil Bupati beserta para pejabat yang ada juga turut serta mengangkat perahu dengan panjang kurang lebih 9 meter dengan bercorak mayoritas kuning tersebut. Kebersamaan begitu terlihat dalam prosesi mengangkat perahu dan selanjutnya diturunkan ke sungai. Tidak hanya prosesi penurunan. Bupati Makmur HAPK juga ikut menjadi pendayung perahu menyeberangi Sungai Segah dari Dermaga di Kecamatan Gunung Tabur hingga merapat di dermaga Rajjanta Kecamatan Tanjung Redeb.
Makmur sangat mengapresiasi gelaran tradisi yang terus dipertahankan setiap tahun ini. Menurutnya tradisi kegotongroyongan yang telah dilakukan para pendahulu ini harus terus digiatkan hingga saat ini. Tidak hanya dalam momentum tertentu, namun setiap saat kebersamaan dan kegotongroyongan ini harus diwujudkan.
Usai prosesi baturunan, langsung digelar lomba perahu panjang yang diikuti kampung-kampung dari beberapa kecamatan. Ribuan masyarakat juga menyaksikan lomba perahu di sepanjang tepian sisi Kecamatan Gunung Tabur maupun Kecamatan Tanjung Redeb.