Genap berusia 36 tahun, PT Berau Coal selesaikan politeknik dan pabrik pegelolaan kakao yang diresmikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Jumat (5/4).
Direktur Utama Berau Coal, Fuganto Widjaja, dalam sambutannya menjelaskan, kehadiran lembaga pendidikan vokasi di bidang pertambangan itu diharapkan dapat menjaring potensi setempat, berikut membekali masyarakat dengan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Menurut Fuganto, Politeknik Sinar Mas Berau Coal bermula dari diklat berdurasi tiga bulan bagi para lulusan sekolah menengah atas, dan kini bertumbuh menjadi lembaga pendidikan Diploma pertama di Kabupaten Berau. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah melalui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) yakni mendorong keterlibatan sektor industri guna berbagi pengetahuan, kompetensi, dan kecakapan dalam menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang siap kerja.
“Di tahun 2018, politeknik yang dikelola oleh Yayasan Dharma Bakti Berau Coal ini mendapatkan izin membuka program studi Diploma 4 Teknik Rekayasa Logistik, Diploma 3 Perawatan Mesin Pertambangan serta Diploma 3 Survei dan Pemetaan menggunakan pendekatan dual system yang memadukan pembelajaran sebanyak 30 persen dan 70 persen praktik di lingkungan kerja, sesuai kebutuhan industri, dalam hal ini pertambangan. Para lulusan, sedikitnya akan menyandang sebuah sertifikat kompetensi sebagai pendamping ijazah,” jelasnya.
Selain pendidikan dan budidaya kakao, Fuganto turut membahas terkait masalah energi berkeadilan, di mana hal ini tak luput dari perhatian Berau Coal yang sejak tahun 2005 lalu telah memasok batu bara secara gratis sejumlah 120.000 metrik ton per tahun ke Perusahaan Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lati Berau, yang juga menjadi andalan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam memenuhi kebutuhan energi di seluruh wilayah Kabupaten Berau.
Untuk di sejumlah lokasi yang belum terjangkau jaringan listrik, terutama di daerah terpencil sekitar tambang, dengan dukungan sesama pilar bisnis Sinar Mas, PT Surya Utama Nuansa, Berau Coal menginisiasi program energi terbarukan berupa pembangkit listrik tenaga surya bagi desa binaan dan komunitas adat terpencil Dayak. Selain itu, guna mendukung gelaran MTQ Provinsi Kaltim tahun lalu, turut dipasang hingga 100 penerangan jalan umum tenaga surya.
“Sebaik apapun program nya, tanpa pasokan energi yang memadai, tentu tidak akan berlangsung optimal. Itu sebabnya, pemenuhan kebutuhan energi secara berkeadilan di Berau menjadi salah satu program corporate social responsibility (CSR) kami,” kata Fuganto lagi.
Sementara itu, Menteri ESDM, Ignasius Jonan menganjurkan, apa yang menjadi arahan Bapak Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yakni sebagai bangsa yang memiliki jumlah tenaga kerja besar harus menciptakan lebih banyak sekolah vokasi. Indonesia sudah memiliki banyak sekali sekolah umum, tapi kurang memberikan keahlian spesifik, sementara lapangan kerja saat ini sangat membutuhkan keahlian yang spesifik, melalui vokasi. Menurutnya, pemerintah dapat bekerja sama dengan Berau Coal dengan menggandeng pemerintah daerah, mengembangkan dan memperbesar apa yang hari ini telah diresmikan.
“Apa yang dilakukan oleh Sinar Mas ini perlu diapresiasi dalam mendukung daya saing SDM di Kabupaten Berau, terlebih lagi Berau sendiri berdekatan dengan provinsi tetangga, yakni Kalimantan Utara (Kaltara). Bisa jadi sekolah Politeknik ini akan menjadi salah satu sekolah yang diminati oleh anak-anak dari Kaltara,” ungkapnya.
Inisiatif mengembangkan sektor kakao juga turut mantan Menteri Perhubungan ini, karena menurutnya hal itu dapat membuka aktivitas ekonomi, serta lapangan pekerjaan baru yang dapat memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat sekitar jika suatu saat kegiatan eksplorasi pertambangan usai.
Presiden Komisaris Berau Coal, Sulistiyanto yang juga hadir mengatakan, pihaknya meyakini pemerataan pendidikan berkualitas adalah landasan bagi pergerakan roda bisnis berkelanjutan.
“Khususnya bagi Berau Coal yang didukung lebih dari 21 ribu karyawan berikut kontraktor, di mana 52 persen di antaranya adalah warga Berau,” jelasnya.
Untuk mengedepankan potensi setempat juga disebutnya tak hanya dilakukan pada SDM saja, namun menjangkau pula komoditas unggulan. Seperti pendampingan perusahaan pada praktik budi daya kakao bagi masyarakat sekitar pertambangan, yang juga telah dilengkapi Pabrik Pengolahan Kakao.
Menurut Managing Director Sinar Mas, Saleh Husin, tak kurang dari 367 petani turut terlibat dalam Program Ekonomi Agribisnis Berau Coal, dengan mengelola seluas 350 hektare perkebunan kakao.
Hal ini juga disebutnya sebagai upaya mendorong Berau, selain menjadi sentra pertambangan dan pariwisata, dapat pula menjadi salah satu pusat budi daya serta produksi kakao nasional. Sehingga kawasan pasca tambang tak saja terpulihkan secara lingkungan, namun juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat, secara berkelanjutan.
“Selain dari segi pertambangan, potensi yang sangat baik dikembangkan di Bumi Batiwakkal –sebutan Kabupaten Berau- ini adalah Kakao. Dengan kakao bisa jadi Berau akan menjadi salah satu produsen Kakao terbesar di Indonesia, melihat tanah di Berau yang masih cukup luas, bukan tidak mungkin,” tuturnya.
Sementera itu Bupati Berau, Muharram menuturkan, dengan dibangunnya Politeknik, Budidaya Kakao, dan juga energy yang berkeadilan, merupakan bentuk komitmen PT Berau Coal kepada masyarakat Berau.
“Ini merupakan bukti nyata kepedulian PT Berau Coal terhadap kesejahteraan masyarakat Berau, di dunia pendidikan mereka hadir, dan energi yang berkeadilan pun mereka terapkan, untuk menyetarakan keadilan sosial bagi seluruh warga Berau,” ujarnya.
Muharram pun dalam sambutannya berharap, agar kedepannya, Berau Coal bisa semakin maju dan berkomitmen dalam membangun Kabupaten Berau.
“Selamat hari jadi ke 36 tahun buat PT Berau Coal, semoga semakin maju dan terus berkomitmen dalam membangun Berau,” pungkasnya. (*/yat/sam – Berau Post)