Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri memberikan apresiasi terhadap upaya yang dilakukan PT Berau Coal dalam mensejahterakan masyarakat melalui programresettlement Community Development.“Saya selalu mengikuti perkembangan di daerah termasuk Kabupaten Berau. Berau tingkat kemiskinan terus menurun. Tahun ini bahkan mencapai 5 persen. Kita apresiasi atas perhatian perusahaan terutama PT Berau Coal melalui Corporate Social and Responsibility(CSR),” ujarnya.
Menurutnya, dengan meningkatnya kesejahteraan di daerah ini, secara otomatis bidang lainnya juga ikut terangkat baik itu pendidikan maupun kesehatan. Dikatakannya, dirinya sangat senang dengan apa yang telah diprogramkan PT Berau Coal. Karena merupakan bagian dari 4 program pemerintah pusat. Program itu, yakni keluarga harapan, masalah anak, lanjut usia (lansia), dan komunitas adat terpencil. “Nah, program yang dilakukan PT Berau Coal termasuk dalam program komunitas rumah terpencil,” bebernya.
Melalui program-programnya, sejumlah fasilitas disiapkan oleh PT Berau Coal. Seperti ketersediaan listrik dan air bersih. SalimSegaf mengaku senang dan mengapresiasi upaya yang dilakukan PT Berau Coal dan pemerintah. “Tadi masyarakat tidak diberikan ikan, tapi pancingnya. Karena, meski sudah ada dibangunkan rumah, juga perlu disiapkan program lain agar masyarakat bisa mandiri,”imbaunya.
Untuk menjadi lebih baik juga perlu upaya dari masyarakat itu sendiri. “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum atau masyarakat, sampai kaum atau masyarakat itu memiliki keinginan untuk untuk merubahnya, karena itu semangat sosial dan gotong royong harus tetap kita miliki,” tegasnya.
Salim Segaf juga mengatakan, 67 unit rumah layak huni yang berdiri adalah suatu bukti nyata, bahwa tanpa ada keikutsertaan dunia usaha, tidak akan terjadi ekselerasi atau percepatan kesejahteraan masyarakat. Apa yang dibagun PT Berau Coal adalah rumah yang sangat layak. Kerja keras dari Pemerintah Kabupaten Berau juga patut dijadikan contoh daerah lain.
“Jika setiap daerah melakukan penangana kemiskinan seperti ini, luar biasa sekali. Tidak semua daerah sama, beberapa daerah ada yang melakukan penanganan sendiri tanpa ada sinergi sehingga tidak ada percepatan,” tuturnya.
Dalam hal ini, dirinya melihat pemerintah mampu mengarahkan perusahaan untuk memberikan apa yang harus didahulukan. Dengan demikian, kemiskinan akan mudah ditangani, terutama yang sangat mendasar adalah masalah kesehatan dan pendidikan.
“Di sini (Berau) air dan listrik mudah. Masyarakat yang dapat bantuan, ketika tahun berikutnya sudah sejahtera, mereka menolak diberikan bantuan. Ini bisa dikatakan aneh untuk di Negara kita. Sementara di daerah lain ada yang sudah cukup masih ingin menerima bantuan,” tandasnya. (BP/yar/har)