SAMBALIUNG – Sebagai wujud kepedulian terhadap dunia pendidikan dan keselamatan, PT Berau Coal kembali menggelar kegiatan latihan gabungan Palang Merah Remaja (PMR) se-Kabupaten Berau. Kegiatan ini digelar Minggu (20/4) kemarin dan bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Berau.
Bertempat di aula SMA 4 Berau, latihan gabuangan PMR yang dimulai sekitar pukul 09.00 Wita itu berlangsung meriah. Tidak kurang dari 96 pelajar tingkat SMP dan SMA dari 12 sekolah. Kegiatan ini melibatkan anggota PMR yang terdiri dari PMR pemula PMR Madya (tingkat SLTP) dan PMR Wira (tingkat SMA).
Hadir dalam pelatihan ini sejumlah Emergency Respons Team PT Berau Coal, yakni Masrany Wahid, Sapta, dan Yoga sebagai pemateri. Selain itu, dari pihak PMI dihadiri sejumlah pembina PMR yakni Eta, Jimmy, dan Teguh.
Jimmy mengatakan, pelatihan gabungan PMR ini akan dijadikan agenda rutin yang terus diadakan oleh PMI. Dengan adanya kerjasama yang manis bersama PT Berau Coal, diharapkan PMI Berau untuk kedepanya tidak akan mengalami krisis kader. Pembinaan dari dini merupakan program yang sangat tepat,” tutur Jimmy.
Selain mencari bibit dan kader PMI, kegiatan latihan gabungan PMR ini juga bertujuan untuk memberikan motivasi kepada anggota PMR agar terus menjunjung tinggi nilai-nilai ke PMI-an serta menanamkan jiwa solidaritas dan kebersamaan antar sesamanya.
Masrany menambahkan, latihan gabuangan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan kapasitas PMR yang ada, madya maupun Wira. Dalam kegiatan ini pihaknya memberikan keterampilan dan memacu keberanian dalam memberikan pertolongan pertama saat terjadi bencana, maupun insiden seperti kecelakaan.
Dimana saat terjadi kecelakaan masal, dengan jumlah penolong lebih sedikit dari korban bencana, tim penyelamat dapat melakukan klasifikasi korban berdasarkan tingkat cidera yang dialami. “Sehingga tim medis yang ada di lokasi mudah melakukan identifikasi, karena ada perbedaan dalam melakukan pertolongan bagi cidera ringan dan berat, dan yang didahulukan adalah cidera berat,” jelasnya.
Untuk memudahkan identifikasi PMR juga diperkenalkan dengan card triad berdasarkan warnanya. “Merah untuk cidera berat, kuning untuk cidera ringan namun korban tidak bisa berjalan, hijau untuk cidera ringan dan korban masih dapat berjalan, sementara hitam untuk korban tak sadarkan diri atau mati secara klinis,” paparnya.
“Mana yang lebih parah tingkat lukanya itulah yang harus diselamatkan atau diamankan lebih dahulu,” imbuhnya.
Sementara itu, Sapta menegaskan pelatihan ini sangat penting untuk mempersiapkan para PMR agar siap dalam menghadapi kecelakaan atau kondisi darurat. Karena itu juga diberikan basic live support dasar dari triad.
Para PMR tersebut tidak hanya dibekali beberapa materi dari para mentor yang sudah memiliki keahlian dibidangnya masing-masing, tapi juga mendapat kesempatan mengikuti simulasi melakukan pertolongan dan memadamkan api menggunakan alat pemadam api ringan. (BP/yar/har)