Berau Coal melalui Yayasan Dharma Bakti Berau Coal (YDBBC) terus menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat Berau, seperti halnya dengan merelokasi warga Komunitas Adat Terpencil (KAT) di Kilometer (KM) 16 ke KM 2 Kampung Sambakungan, Kecamatan Gunung Tabur.
Seperti diketahui, warga KAT yang sebelumnya berada di KM 16 termasuk kategori kawasan terisolasi, itu mengingat terbatasnya fasilitas pendukung, khususnya dalam hal teknologi, sehingga membuat kawasan tersebut jarang terekspos.
Karena itu, relokasi yang dilakukan PT Berau Coal pun turut diapresiasi Kepala Kampung Sambakungan Rizal. Dirinya juga berterima kasih, karena manajemen PT Berau Coal membuka harapan baru bagi warga KAT.
“Tidak bisa kita mungkiri, keberadaan PT Berau Coal ini membawa dampak positif bagi kemajuan suatu kampung, dan hari ini mereka kembali membuktikan dengan cara membangun perkampungan di KM 2 ini,” ujarnya diwawancara Minggu (5/5).
“Untuk Pak RT jangan ragu-ragu untuk menyampaikan keluhannya kepada saya, di sini kita bersama-sama dengan pihak PT Berau Coal membangun KM 2 ini. Dan saya pastikan, kami tidak akan lepas tangan dalam memberikan pembinaan untuk bercocok tanam sahang,” sambung Rizal.
Salah seorang warga eks KM 16 Biun, juga menyebut kalau apa yang dilakukan PT Berau Coal cukup membantu dia maupun warga lainnya. “Ya kami berterima kasih kepada bapak ibu pimpinan PT Berau Coal, mereka sudah mau peduli sama kami warga kampung ini. Tanpa mereka kami susah untuk pindah ke sini (Km 2),” katanya.
Sementara itu Manager Coorporate Social Responsibility (CSR) PT Berau Coal, Hikmahwati menuturkan, PT Berau Coal memang disebutnya telah cukup lama memperhatikan keberadaan warga KAT, maupun melakukan pendampingan bagi mereka untuk mendapat pendidikan yang lebih layak.
Syukuran penampatan rumah baru warga KAT KM2 Lati ini bertujuan untuk memudahkan akses masyarakat. “Sebelum dipindahkan ke KM 2 Lati, warga tersebut berdomisili di KM 16 yang merupakan trans punan. Maka dari itu, pihak Berau Coal memindahkan agar mereka bisa mendapat sarana prasarana yang lebih layak,” ungkapnya.
“Dalam pemindahan ini dilakukan secara bertahap, untuk saat ini baru dua rumah, namun kami sedang membangun sebanyak 40 rumah untuk tempat tinggal mereka. Kami juga bangun tempat ibadah bagi mereka,” lanjutnya.
Selain menyediakan sarana ibadah dan pendidikan, pihaknya juga akan melakukan pelatihan bagi warga untuk menanam Sahang.
“Setelah mereka dipindahkan, akan kami bina di Bidang Pertanian khususnya Sahang. Agar mereka bisa mandiri dan menghasilkan ekonomi untuk mereka sendiri,” pungkas Hikmahwati. (*/yat/***/sam – Berau Post)