Kegiatan pelatihan praja muda karana (pramuka) peduli tanggap bencana (P3TB) berlangsung meriah. Tujuh puluh anggota Pramuka dari SMA sederajat di Berau mengaku puas dengan pelatihan yang diberikan para instruktur tim rescue Berau Coal.
Seperti diketahui, kegiatan tersebut dilaksanakan di Kampus Pelatihan Samburakat milik PT Berau Coal, dimulai sejak Jumat (23/10) dan berakhir Minggu (25/10) kemarin.
Dibuka oleh Asisten III Sekretariat Kabupaten (Setkab) Berau, Abdurrahman, Kapolres Berau AKBP Anggie Yulianto serta Manager Community Relation PT Berau Coal, La Ode Ilyas, pada Jumat lalu. Kegiatan ini bertujuan mendidik para anggota pramuka untuk memahami berbagai tehnik keselamatan apabila terjadi bencana.
Berbagai materi baik teori maupun praktik diberikan kepada seluruh peserta. Pengenalan peralatan mendaki gunung, penyelamatan pertama kepada korban kecelakaan, hingga menanggulangi kebakaran lahan menjadi fokus utama pelatihan ini.
Masrany Wahid selaku ketua tim rescue PT Berau Coal mengatatakan porsi materi terbagi dalam 60 persen teori dan 40 persen praktik. Hal ini dilakukan agar para peserta tidak bosan.
“Kami berikan materi banyak di luar ruangan. Ini dilakukan agar para peserta tidak bosan. Praktik simulasi memberi penyelamatan pertolongan pertama serta menuruni menggunakan tali dari ketinggian kami berikan kepada mereka,” ucapnya menjelaskan kegiatan bumi perkemahan pramuka peduli tanggap bencana.
Keselamatan dan keamanan menjadi fokus utama materi dari tim rescue Berau Coal. Hal ini dikarenakan, tidak jarang banyak orang yang hendak memberikan keselamatan, namun tidak memahami cara yang benar. Terkadang, tindakan tersebut justru membuat keadaan korban semakin parah.
“Harus dipahami adalah keselamatan dan keamanan korbannya. Apabila menemui situasi korban kecelakaan, lebih baik menghubungi pihak berwajib lebih dahulu. Tidak jarang, banyak masyarakat yang tidak memiliki keahlian memberikan pertolongan dengan cara yang salah. Justru itu malah membuat keadaan korban semakin parah,” ucap Masrany Wahid yang telah puluhan tahun bekerja sebagai tim penyelamat.
Kalvin peserta bumi perkemahan pramuka peduli tanggap bencana mengaku senang dengan materi yang diberikan. Pramuka penegak ini, lebih memahami pentingnya keselamatan dan keamanan pada kehidupan sehari-hari.
“Poin penting dari kegiatan ini adalah kami lebih mengahargai pentingnya keselamatan dan keamanan dalam kehidupan sehari-hari. Kami juga senang karena materi yang diberikan tidak membosankan,” terangnya.
Sementara pramuka penegak putri, Regina tidak mau kalah dengan para peserta pria. Dirinya bahkan berani mencoba menuruni tali dari ketinggian delapan belas meter. Kegiatan bumi perkemahan yang diadakan di Kampus Pelatihan Samburakat ini selain mengakrabkan dengan anggota pramuka lain yang berbeda sekolah, juga meningkatkan keberaniannya sebagai seorang perempuan.
“Awalnya takut harus turun dari ketinggian hanya menggunakan tali saja. Tapi karena kakak instruktur meyakinkan hal tersebut aman, saya memberanikan diri, ternyata saya bisa,” aku perempuan cantik ini menceritakan pengalamannya mengikuti kegiatan tersebut.
Rachmat Hidayat, selaku penanggung jawab perkemahan pramuka peduli tanggap bencana berterima kasih kepada seluruh instansi yang membantu terlaksananya kegiatan ini khususnya kepada PT Berau Coal. Ia berharap dengan diadakannya pelatihan pramuka peduli tanggap bencana ini, para anggota pramuka penegak mampu menjadi pelopor keselamatan dan keamaan apabila terjadi bencana.
“Terima kasih kepada seluruh pendukung kegiatan ini. Saya berharap kegiatan positif ini mampu mengajarkan anak-anak pentingnya keselamatan dan keamanan. Sehingga mereka lebih dewasa dan berbagai materi yang disampaikan bisa menjadi bekal untuk mereka nantinya,” tutupnya.