TRANSFORMASI, ADAPTASI DAN AKSELERASI: Kegiatan syukuran HUT ke-39 PT Berau Coal yang diselenggarakan secara virtual, Selasa (5/4).
39 Tahun Telah Berkarya Membangun Negeri
Tepat 5 April 2022, PT Berau Coal genap berusia 39 tahun.
Sebuah pencapaian panjang yang luar biasa, memiliki cerita tentang upaya anak-anak bangsa dalam berkarya dan memberikan kontribusi bagi negeri.
Di hari yang berbahagia tersebut, PT Berau Coal menyelenggarakan syukuran Hari Ulang Tahun (HUT) bersama seluruh karyawan yang kegiatannya dilakukan secara hybrid event, yaitu gabungan antara offline dan online.
Corporate Communication Senior Manager PT Berau Coal, Arif Hadianto, mengungkapkan dalam perayaan HUT ke-39 ini, tema yang diusung adalah Transformasi, Adaptasi, dan Akselerasi. Diungkapkannya, tema ini mencerminkan berbagai upaya dan sinergi yang telah dilakukan oleh PT Berau Coal, untuk menjaga keberlangsungan pertumbuhan perusahaan.
“Baik dari sisi operasional maupun kebermanfaatan untuk pembangunan daerah, serta menghasilkan daya saing yang baik sehingga lebih siap menghadapi tantangan-tantangan industri di masa depan yang selalu dinamis,” ujarnya.
Diakuinya, pencapaian-pencapaian baik perusahaan dalam operasional, keselamatan, dan kesehatan kerja, lingkungan dan pemberdayaan masyarakat yang telah diraih saat ini, merupakan hasil dari sinergi dan kolaborasi seluruh pekerja PT Berau Coal, mitra kerja, dan stakeholder.
“Tentunya dalam mendukung perusahaan untuk melakukan transformasi, adaptasi, dan akselerasi dalam menghadapi tantangan-tantangan bisnis saat ini,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, pihaknya juga mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan kontribusi seluruh pihak dalam mendukung kemajuan perusahaan.
“Kami tentu berterima kasih, atas dukungan dari banyak pihak. Berau Coal bisa tumbuh hingga usianya kini mencapai 39 tahun,” tuturnya.
“Semoga selalu menjadi sumber manfaat untuk masa depan yang gemilang, serta terus dapat memberi kontribusi positif bagi kemajuan Bumi Batiwakkal,” tambahnya.
Tak dapat dimungkiri, kehadiran PT Berau Coal sebagai pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) generasi pertama pada 1983, menjadi bagian penting yang mengiringi perkembangan dan kemajuan pesat yang telah dicapai Kabupaten Berau saat ini.
Berau Coal yang telah beroperasi selama 39 tahun atau hampir empat dekade, secara tak langsung menjadi penghias utama wajah peradaban di Bumi Batiwakkal. Keberadaan korporasi ini turut menjadi kunci perputaran ekonomi Kabupaten Berau, magnet investasi yang memunculkan ratusan lapangan usaha serta beragam efek berantai lainnya.
Berdasarkan data BPS, dari 17 sektor lapangan usaha penyumbang PDRB Kabupaten Berau, sektor pertambangan dan penggalian secara fluktuatif mengisi 60 persen perhitungan PDRB setiap tahun, setidaknya dalam catatan lima tahun terakhir.
Bahkan, selama pandemi Covid-19, sektor pertambangan dan perkebunan kelapa sawit, tercatat menjadi penyumbang tertinggi pada ekspor neto dari data laju pertumbuhan dan nilai produk domestik regional bruto (PDRB) menurut pengeluaran.
Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Berau, Lita Januarti Hakim, menyatakan bahwa data tersebut, adalah penegasan atas klaim sektor pertambangan batu bara sebagai penyumbang kontribusi terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Berau.
“Sektor pertambangan dan penggalian mendominasi sampai 60 persen. Yang kedua kelapa sawit. Memang PDRB ini fluktuatif, tapi pertambangan batu bara masih tetap mendominasi,” ungkap Lita.
Bukti lain yang menunjukkan betapa besar peran dan kontribusi pertambangan batu bara bagi pembangunan daerah di Kabupaten Berau adalah, fakta bahwa sekitar 80-85 persen anggaran pendapatan daerah dalam postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Berau setiap tahunnya, yang bersumber dari dana perimbangan pemerintah pusat yang 55-65 persen adalah Dana Bagi Hasil (DBH) Mineral dan Batu Bara (Minerba).
“Pendapatan daerah kita memang paling besar dari dana transfer pemerintah pusat. Khususnya dana perimbangan pusat dari DBH Minerba,” ujar Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Berau, Sri Eka Takariyati.
Meski demikian, pihaknya menyadari bahwa daerah tidak bisa terus bergantung dari sektor tersebut. Menurut Eka, Pemkab Berau harus terus melakukan penggalian potensi-potensi yang baru. Sebab diakui, daerah ini masih sangat memiliki banyak potensi yang bisa digali, terutama di sektor wisata.
Sementara itu, Bupati Berau Sri Juniarsih mengakui, keberadaan PT Berau Coal sebagi pelaku utama sektor bisnis pertambangan batu bara di Berau, adalah sesatu yang patut disyukuri. Menurutnya, sektor tambang menggerakkan banyak usaha lain, sehingga keberadaannya sangat berpengaruh.
“Sejauh ini belum ada magnet lain yang mampu menggerakkan sektor usaha dan menumbuhkannya lebih cepat dibandingkan sektor batu bara yang dikelola,” tegas Juniarsih.
“Termasuk keberadaan ratusan investasi di Bumi Batiwakkal, tidak lepas dari peran serta Berau Coal,” tutupnya.(*/Iqb)
Sumber: Berau.prokal.co, 6 April 2022