Bertugas di tengah ancaman virus corona atau Covid-19 bukanlah hal yang mudah bagi petugas medis. Di satu sisi, kemanusiaan serta tugas dan tanggung jawab tidak bisa begitu saja dielakkan, di sisi lain ada ketakutan dan kekhawatiran tertular dan menjadi penular virus untuk orang-orang terdekatnya.
dr Jusram, memulai kariernya di Kabupaten Berau, sejak tahun 2002. Berawal dari tenaga honor daerah yang menunggu penempatan sebagai dokter PTT dari pusat, kini dr Jusram menjadi salah satu yang terpenting dalam penanganan pasien positif Covid-19 di Berau.
Sebelum wabah virus corona, pria yang juga merupakan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Berau periode 2020-2022, juga pernah menjadi Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD), Kepala Instalasi Laboratorium serta Humas RSUD dr Abdul Rivai.
Jauh dari kedua orangtua serta keluarga besarnya karena penugasan di Berau, dr Jusram yang dipercaya sebagai Ketua Satuan Tugas Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 ini, terkadang harus menelan sedih. Apalagi, di tengah pandemi saat ini, kekhawatirannya semakin menjadi-jadi. Sebab jumlah pasien yang harus ditangani semakin bertambah setiap hari. Total kini ada 34 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Berau.
Namun hanya pertolongan dan perlindungan dari Allah SWT yang kini dia harapkan, selain dengan usaha menjaga diri dengan sebaik-baiknya agar tidak ikut terpapar virus mematikan itu. “Sampai wabah ini datang, semua menjadi berubah. Saat ini kadang tenaga medis bekerja di bawah ketakutan akan tertular Covid-19,” kata pria ramah ini.
Sebagai petugas di garda terdepan untuk melawan Covid-19, dr Jusram mengaku terkadang bersedih tatkala melihat pasien yang suspect covid-19 masih berusia belia. Pada hasil pemeriksaan mereka RDT positif. “Mereka polos tidak tahu apa-apa. Mereka tidak tahu apa itu wabah. Mereka hanya menjadi korban tertular dari orangtuanya. Tapi kita tidak bisa menyalahkan mereka yang menjadi pasien positif virus ini, kita justru harus menjadi pendukung dan penyemangat mereka untuk sembuh dari virus,” katanya.
Ada kekhawatiran lain yang dia ungkapkan, bahwa jumlah pasien positif virus yang semakin bertambah di Berau, kemungkinan bisa menjadikan Berau sebagai daerah dengan jumlah kasus terbanyak di Kaltim. Walaupun demikian, dr Jusram tetap optimistis wabah akan segera meninggalkan Berau dan hanya menyisakan pelajaran hidup berharga bagi seluruh manusia di dunia.
Selain itu, dr Jusram juga tidak melupakan dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu para tenaga medis dalam menangani pasien. Dia juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Berau yang dinilai tanggap dalam menghadapi pandemi ini. Begitu juga dengan pihak-pihak swasta yang ikut mendukung percepatan penanganan wabah covid-19 di Bumi Batiwakkal. Salah satunya PT Berau Coal yang turut memberikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19.
“Kami juga berterima kasih kepada pemerintah yang telah berkomitmen dan totalitas dalam percepatan penanganan Covid-19 ini. Juga kepada donatur dan pihak swasta khususnya PT Berau Coal yang senantiasa setiap saat membantu dan mendampingi kami di RSD Covid-19 dalam penanggulangan wabah ini. Semoga kerja sama ini tetap terjaga dan kita bisa terbebas dari pendemi covid-19 sesegera mungkin,” tandasnya.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap bencana wabah virus corona atau Covid-19 di Berau, PT Berau Coal turut menggelontorkan bantuan untuk tim medis dan tenaga kesehatan di RSD Covid-19.
Corporate Communications Manager PT Berau Coal, Arif Hadianto menuturkan, pengadaan alat pelindung diri (APD) dan bantuan lain yang diserahkan ke RSD Covid-19 merupakan wujud komitmen perusahaan melalui Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat.
“Bantuan untuk tim medis ini sebagai bentuk komitmen kami dalam mendukung Pemkab Berau untuk penanggulangan dan penanganan Covid-19. Sebab wabah ini harus ditanggulangi bersama-sama. Bantuan APD merupakan dukungan perlindungan diri untuk para petugas medis yang berada di garda terdepan penanganan Covid-19,” tuturnya.
Arif menambahkan, dalam pendistribusian bantuan, PT Berau Coal selalu berkoordinasi dengan Pemkab Berau, terutama yang diserahkan di RSUD dr Abdul Rivai dan RSD Covid-19. “Saat ini tantangan adalah pada proses pengadaan barang, karena semua pihak berebut untuk mendapat alat pelindung medis dan peralatan yang dibutuhkan untuk penanganan Covid-19, sehingga pengadaan dilakukan bertahap,” pungkasnya.
Sumber: Berau Post Edisi Rabu, 13 Mei 2020