Tim medis terdiri dari dokter spesialis bedah mulut dan maxillofacial, dokter anastesi dan perawat, yang berjumlah 30 orang, siap melaksanakan operasi bibir sumbing dan celah langit-langit.
Kegiatan tersebut yang dilaksanakan atas kerja sama Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), PT Berau Coal, Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau serta RSUD Abdul Rivai Tanjung Redeb, Selasa (2/6) kemarin.
Sebanyak 25 pasien telah lolos tahap validasi yang dilakukan Dinkes Berau.“Kita membantu mengumpulkan pasien dengan sweeping hingga ke puskesmas-puskesmas kampung, tapi validasinya tetap kita serahkan ke tim dokter yang terlibat,” terang Totoh Hermanto, kepala Dinkes Berau.
Operasi gratis yang dilaksanakan ketiga kalinya ini, mendapat respons positif dari berbagai pihak. PT Berau Coal sebagai sponsor, turut membantu mengakomodir pasien, terlebih yang berasal dari per kampungan.
“Dari Jepang 3 dokter spesialis, Makassar 2 dokter spesialis dan Palu 1 dokter spesialis,” terang Rustam Ambo Asse, ketua PDGI Berau, sekaligus ketua panitia pelaksanaan operasi bibir sumbing ini.
Untuk tim dokter spesialis Jepang baru pertama kali melaksanakan operasi di Berau. Kalau tim dokter bedah dari Makassar sudah sering, malah sejak kegiatan operasi yang pertama hingga sekarang ini.
Pelaksanaan operasi ini direncanakan akan berlangsung 2 sampai 3 hari, karena proses operasi hanya bisa dilakukan 3 pasien secara bersamaan.
“Kita tergantung tim dokter bedahnya, mau kapan mulai. Dan dari mereka memulai operasinya kemarin pagi (2/6), berlangsung bertahap hingga hari ini,” imbuh Ketua PDGI Berau ini.
Pihak rumah sakit pelat merah yang terletak di Jalan Pulau Panjang, Tanjung Redeb, juga ambil bagian dalam operasi gratis ini. Ruangan khusus di lantai atas, ruang Melati, dipergunakan sebagai ruangan khusus pasien peserta operasi bibir sumbing.
“Kita siapkan dengan maksimal, agar pasien juga merasa nyaman, meskipun hanya sebatas ruangan kelas dua. Ruangan yang tidak pernah dipakai ini kita fungsikan kembali untuk kegiatan ini, karena mayoritas pasiennya adalah anak-anak, sedangkan ruangan yang kita sediakan memang diperuntukkan untuk pasien anak-anak,” jelas Erva Anggriana, humas RSUD Abdul Rivai.
Selain ruangan, tenaga medis juga dipersiapkan oleh pihak rumah sakit, guna membantu kelancaran proses operasi. “Karena persiapannya juga sudah sejak lama, dan ini ketiga kalinya, kita belajar dari yang sebelumnya agar pelayanan yang kita berikan makin maksimal,” tegas Erva.
Salah satu pasien yang mengaku sudah mengikuti operasi bibir sumbing untuk kedua kalinya ini, berharap ini bisa menjadi operasi terakhir buah hatinya. “Mudahan ini terakhir, karena tinggal perbaikan daerah gusi saja, kasihan juga putra saya kalau operasi terus-terusan,” ungkap Rafika, ibunda dari Gideon, yang masuk dalam deretan nama pasien.